Last week I was spent on a short business trip working at Semarang. Berhubung
trainingnya sampai jam 5 sore terus temen kantor ada yang baru pertama kali itu
menginjakkan kaki di Semarang, aku nawarin diri jadi tour guide nya, hihi..
Semarang memang bukan kota wisata tapi ada beberapa gedung sejarah yang cukup
menarik di datengin. Saat nyebut kota Semarang pasti langsung identik dengan
Gedung Lawang Sewu, tapi berhubung kemarin dari airport kita ngelewatin daerah
Simongan tempat Klenteng Sam Poo Kong atau dikenal juga dengan Klenteng Gedung
Batu, temen kantor aku penasaran untuk datengin jadi mari laaaah.. kita short
visit kesana.
Dari penginapan kita di daerah Tegalsari kita cari Taksi
untuk ke Kuil Sam Poo Kong. Eeelhadhalah kok nemu Taksi Avanza!! Lucu banget
hihi!! Baru tau di Semarang ada Taksi Avanza, argo nya start di angka Rp.
4500,- mayan murah lah ya, dan muat banyak! Kita minta anter ke Sam Poo Kong
sambil ditungguin, karena kita paling cuma bentar doang liat-liat n foto-foto.
Sejujurnya aku hampir belasan tahun sekolah di Semarang tapi
baru kali ini loh ke Sam Poo Kong. Hahaha.. kemane aje yee.. Tapi memang kuil
ini baru sekitar 5 tahun lalu di renovasi jadi lebih besar dan megah.
Klenteng tertua di Semarang ini didirikan oleh seorang Cina
Muslim yang juga seorang pelaut, sering dipanggil dengan Laksamana Cheng Ho /
Zheng He. Sejarah menyebutkan Sang Laksamana menemukan Gua Batu (th 1401), lalu
solat disana, kemudian mendirikan kuil di sebelahnya. Gua ini sebut-sebut
sebagai markas Sang Laksamana beserta anak buahnya, saat pertama kali mendarat
di pantai pulau Jawa. Ada simpang siur juga tentang sejarah dibangunnya
Klenteng ini. Sebagian menyebutkan bahwa sang Laksamana yang beragama islam
mendirikan mushola di tengah-tengah kuil, sedangkan lainnya menyebutkan kuil
ini dibangun untuk tempat beribadah orang Tionghoa.
Mushola tadinya ada bangunan tengah kuil saat ini sudah di
relokasi di samping bangunan. Jadi Kuil nya saat ini digunakan untuk tempat
sembahyang orang Tiongkok. Meskipun terdapat perbedaan versi sejarah, tapi aku
kagum dan salut juga dengan semangat kebersamaan yang tercermin di kuil ini
walau terdapat perbedaan keyakinan.
Trus didalamnya ada apa aja?
Ada beberapa bangunan megah bernuansa Cina berwarna serba
merah, berasa di tempat syuting Siluman Ular Putih gak sih.. hahahaha.. Gak
usah jauh-jauh ke Beijing atau Shang Hai. Klenteng ini terbagi jadi 2 area.
Area pertama adalah lapangan dan bangunan yang penuh patung-patung prajurit
Cina jaman dulu. Ada juga patung besar Laksamana Cheng Ho di ujung lapangan
tepat didepan Kuil yang terbesar. Area kedua adalah kuil-kuil tempat beribadah,
Gua Batu, Kapal Laksamana Cheng Ho dan Gedung Batu yang dindingnya penuh
artefak cerita sejarah Sang Laksamana sampai ke pulau Jawa. Saat ini Gedung
Batu sendiri digunakan untuk tempat beribadah. Jadi hanya yang akan sembahyang
yang boleh masuk.
Patung Laksamana Cheng Ho |
Nama yang tertulis seperti nama penyumbang patung ini ya? |
belakang kuil ada Gedung Batu sbg tempat beribadah |
kapal Laksamana Cheng Ho. Tapi ko dari batu ya? rekaan mungkin? :D |
jalan menuju Gua Batu yang saat ini ditutup dan dijadikan tempat sejarah aja |
Selain kuil, ada juga beberapa makam. Yang kemarin aku liat
siy ada makan Kyai dan Nyai Tumpeng. Pas aku kesana ada seorang Bapak paruh
baya yang lagi solat di ujung ruangan. Lalu pas selesai solat aku iseng ngobrol
dan nanya Kyai Tumpeng itu siapa? Dijawab Kyai Tumpeng itu dulu kru kapal nya
Laksamana Cheng Hoo yang jadi juru masak dan orang kepercayaan Sang Laksamana.
Karena tempat ini selain tempat wisata juga tempat
beribadah, jadi selama berkunjung sebaiknya kita hormati yang sedang sembahyang
ya... Aku ga menyarankan untuk ngambil foto orang lagi sembahyang, karena aku
sendiri kalo lagi solat rasanya agak sungkan kalo difoto. Kebayang kan?
Biaya masuk ke Area pertama murah banget cuma Rp.
3.000,-/orang
Sedangkan kalau masuk Area Kuil, Gua dan Gedung Batu bayar lagi Rp. 20.000,-/orang.
Sedangkan kalau masuk Area Kuil, Gua dan Gedung Batu bayar lagi Rp. 20.000,-/orang.
Kabarnya bahkan Klenteng Sam Poo Kong ini sudah ditetapkan
oleh pemerintah Cina sebagai tujuan wisata orang Cina. Yang unik wisatawannya
kebanyakan warga Cina yang beragama muslim.
Overall aku suka suasana disini. Banyak juga bangku-bangku
bundar di bawah pohon yang bisa kita dudukin sambil ngobrol atau makan. Hanya
memang di beberapa area kurang terjaga kebersihannya. Toiletnya? Aku ga berani
masuk.. huhu.. waktu kita masuk ke area kedua yang bayar 20rb aja kok ada orang
yang minta-minta yah.. Menurut aku sayang banget sih.. Mudah-mudahan kedepannya
pengelola lebih concern akan kebersihan dan keteraturan Klenteng ini. Karena
bangunannya asli bagus banget.. Kapan-kapan kalau Zahra ama Papa ke Semarang
mau aku ajak kesini. Denger-denger katanya ada persewaan baju Cina dan kita
bisa foto ala orang Cina jaman kekaisaran dulu. Boleh tuh kapan-kapan dicoba.
Pasti kocak... secara tampang Papa ama Zahra ala ambon :D
Can u see the full moon? |
Klenteng Sam Poo Kong
Jl. Simongan Raya 129, Semarang, Indonesia
Jl. Simongan Raya 129, Semarang, Indonesia
No comments:
Post a Comment